Tuesday, June 23, 2020

Mengenal Teh Obeng Khas Kepulauan Riau


Apa yang pertama kali muncul dalam benak Kawan GNFI setelah mendengar Teh Obeng? Apakah karena cara pengadukan tehnya yang menggunakan obeng?

Kalau ya, sayang sekali pemikiran Kawan GNFI salah. Melansir dari beberapa sumber dan pengalaman beberapa orang, ternyata penamaan Teh Obeng ini ada asal-usulnya dan menjadi ciri khas penamaan teh di Kepulauan Riau.

Teh Obeng merupakan teh yang sangat familiar dan diminati masyarakat Kepulauan Riau, khususnya di Batam dan Tanjung Pinang. Meski penamaan Teh Obeng terkesan ekstrim, sebenarnya Teh Obeng ini hanyalah es teh manis pada umumnya.

Hanya saja, jika Kawan GNFI berkunjung ke Kepulauan Riau, jangan pernah memesannya dengan sebutan ‘es teh manis’. Bisa-bisa Kawan GNFI tidak akan dilayani atau bahkan pelayan warung makan dan restoran di sana akan memberi segelas teh dan segelas es batu secara terpisah.

Masyarakat di sana justru akan kebingungan ketika diminta untuk menyediakan es teh manis.


Asal-Usul Teh Obeng

Awalnya, es teh manis ini seharusnya disebut dengan Teh Apeng. Peng sendiri berarti ‘es’, sebutan hasil dari akulturasi budaya Melayu dan China. Seiring berjalannya waktu, penyebutan Teh Apeng ini bercampur dan menyesuaikan lidah orang Indonesia.

Hingga akhirnya warga keturunan banyak yang menyebutnya dengan Teh Openg. Meski begitu tetap saja kata-kata Teh Openg masih dirasa kurang pas dengan lidah orang Indonesia. Seiring berjalannya waktu lagi, akhirnya huruf P tersebut berubah menjadi B, hingga terciptalah Teh Obeng yang terkenal legendaris hingga sekarang.

Lagi pula kata ‘obeng’ merupakan kata dari bahasa Indonesia yang lebih familiar di telinga orang Indonesia. Jadi, tidak heran justru berkat pelafalan Teh Obeng, es teh manis ala Kepulauan Riau ini justru menjadi sangat ikonik dan terkenal.

Dahulu Teh Obeng memiliki cita rasa yang khas. Teh yang digunakan juga berbentuk bubuk yang memiliki aroma khas serta tehnya yang kental dan pekat.

Namun semakin banyaknya pendatang baru yang datang ke Kepulauan Riau, maka masyarakat mulai banyak membangun bisnis rumahan. Semakin banyak orang yang berjualan teh, maka ciri khas kepekatan Teh Obeng pun semakin terlupakan karena para pebisnis rumahan itu akhirnya menggunakan teh umum yang praktis seperti teh celup.

Meski berbeda, tapi masyarakat kala itu mengklaim bahwa es teh manis buatannya adalah Teh Obeng.


Jika Memesan ‘Kopi Panas’, Juga Tidak Akan Dilayani

Sama halnya dengan memesan segelas kopi panas. Di Tanjung Pinang, Kawan GNFI tidak bisa mengatakan, ‘’Pesan kopi panas satu, ya!’’.

Masyarakat di sana juga cenderung kebingungan. Kawan GNFI harus menyebutnya dengan Kopi O, yang artinya kopi panas tanpa es. Ini juga berlaku kalau ingin memesan teh panas, yaitu menyebutnya dengan Teh O.

Penamaan ini juga sebenarnya berhubungan dengan Teh Obeng. Jika sebelumnya disebutkan bahwa Peng artinya es, lalu akulturasi budaya Melayu mengubahnya menjadi Beng, maka untuk memesan teh dan kopi tanpa es, kata Peng atau Beng di dalamnya dihilangkan.

Terciptalah Kopi O dan Teh O khusus untuk pelanggan yang menginginkan kopi dan teh panas (tanpa es),

Mengutip pengalaman wartawan detikTravel, Wahyu Setyo Widodo, ada hal unik lainnya ketika Wahyu memesan Kopi O di Tanjung Pinang. Jika biasanya ketika memesan kopi untuk dibawa pulang, maka kopi akan dituang ke gelas plastik atau yang lebih modern dituang ke gelas kertas.

Hal itu tidak akan Kawan GNFI temukan, karena masyarakat Tanjung Pinang akan menuangkannya ke dalam botol kaca bekas sirup, kemudian ditutup memakai plastik bening yang diikat karet gelang. Otomatis porsi kopi yang dibawa pulang tidak untuk satu orang pada umumnya.

Satu botol kaca bekas sirup berisi Kopi O dihargai Rp 18 ribu. Dapat dikatakan sangat terjangkau, apalagi satu botol tersebut bisa untuk diminum bersama-sama.

Jika tidak ada botol kaca bekas sirup, biasanya para pedagang menggunakan kaleng susu bekas. Kawan GNFI bisa pilih, mau bawa pulang kopi menggunakan botol kaca atau kaleng bekas?


Sumber :
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/06/05/mengenal-teh-obeng-khas-kepulauan-riau

No comments:

Post a Comment

Related Posts