Monday, June 19, 2017

Batam Dulu dan Batam Sekarang

Batam Dulu

Mencari kerja di Batam pada periode tahun 1990 hingga tahun 2000 masih terbilang mudah. Bahkan para calon pekerja bisa memilih-milih di mana mereka hendak bekerja

“Bahkan sekuriti perusahaan sampai mengejar-ngejar orang yang lewat di depan perusahaan untuk merekrut orang,” ujar seorang warga Batam yang sudah tinggal sejak sekitar tahun 1990-an di Batam.

Bahkan saking mudahnya, para buruh pun dengan gampang berpindah-pindah perusahaan. Tak cocok di perusahaan yang satu, loncat lagi ke perusahaan lain.


Batam Kemudian

Tak heran lantas sejumlah perusahaan di Batam lebih memilih mencari pekerja dari luar Batam. Mendatangkannya melalui pengerah jasa tenaga kerja. Tujuannya agar tidak repot terus-terusan melakukan perekrutan.

Para pekerja yang didatangkan itu untuk kelas operator. Kebanyakan wanita. Mereka kemudian ditampung di mess atau dormitory. Dormitory ini masih bisa  dijumpai di Kawasan Industri Mukakuning.

Namun mengadu nasib di Batam memang tak semudah yang dibayangkan. Kendati banyak peluang namun banyak yang memutuskan kembali pulang. Peluang terbesar di Batam hanya sebatas operator kasar di pabrik-pabrik. Sedangkan tenaga ahli kerap diisi ekspatriat. Kalau pun ada penduduk lokal hanya sedikit.

Belum lagi biaya hidup di Batam yang cukup tinggi. Bahkan hasil survei BPS beberapa tahun lalu biaya hidup di Batam mencapai Rp 6 juta per bulan. Batam juga termasuk kota dengan biaya hidup termahal.

Batam Sekarang

Berbeda kondisinya saat ini. Pengangguran melonjak. Perusahan tutup. Kondisi ekonomi yang tak menentu dan kebijakan pemerintah yang tak pro rakyat semakin membuat kondisi semakin parah.

Bahkan terkadang, lowongan kerja untuk 10 orang saja, bisa diperebutkan ribuan orang. Kondisi ini bisa terlihat di sejumlah kawasan industri di Batam, terutama di Batamindo.

Bahkan ribuan orang yang putus asa dengan hidup di Batam memutuskan balik kampung dan tak kembali lagi. Sejumlah pengusaha juga menjerit. Investasi makin sulit.

Para investor berduyun-duyun berinvetasi ke negara seperti Vietnam dan China. Sudah tak terhitung berapa investor yang mengalihkan investasi ke Vietnam atau pun negeri tirai bambu China.


Sumber :
http://batamnews.co.id/berita-23790-mitos-merantau-ke-batam-bila-anda-tiba-anda-menyesal.html

BJ Habibie Setuju Batam Pisah dari Kepulauan Riau, Jadi Provinsi Istimewa

Sabtu 29 April 2017, 08:55 WIB

Mantan Ketua Otorita Batam BJ Habibie mengaku sangat setuju Batam menjadi provinsi tersendiri atau terlepas dari Kepulauan Riau. Menurut Habibie dengan begitu, Batam bisa menjadi ujung tombak ekonomi Indonesia.

“Saya setuju provinsi istimewa (Batam),” ujar Habibie kepada batamnews.co.id, usai pertemuan dengan pengusaha dari Kadin Provinsi Kepri di Harris Hotel, Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (28/4/2017).

Menurut Habibie, provinsi istimewa itu layaknya seperti DKI Jakarta dari sisi sistem pemerintahannya. “Seperti DKI,” ujar Habibie.

Sumber :
http://batamnews.co.id/berita-22217-bj-habibie-setuju-batam-pisah-dari-kepulauan-riau-jadi-provinsi-istimewa.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook#.WUCXiEC5KRE.facebook

PT Saipem Karimun PHK 10 Ribu Karyawan

Kamis 15 Juni 2017, 10:53 WIB

PT Saipem Indonesia Karimun Branch mem-PHK ribuan karyawan. Angka pekerja yang di-PHK mencapai 10 ribu orang.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Karimun, Hazmi Juliansyah mengaku sudah mendapat kabar tersebut.

Saat ini pekerja di perusahaan asing asal Italia itu hanya tersisa sekitar 3.000 orang saja.

Hazmi mengatakan, pengurangan karyawan itu sudah berlangsung sejak enam bulan terakhir.

“Dari awal berdiri pekerja PT Saipem mencapai sekitar 13.000. Sekarang ini terakhir kita dapat datanya hanya 3.000. Sekitar 10 ribu pekerja sudah habis kontraknya,” kata Hazmi di kantornya, Kamis (15/6/2017).

Hazmi mengatakan, pengurangan pekerja itu disebabkan proyek di PT SIKB tersebut semakin berkurang.

“Saat ini informasinya hanya ada proyek jangkrik saja ya. Pengurangannya berkala, setiap bulan ada saja yang diputus kontraknya,” katanya.

Mendapat kabar banyak pengurangan pekerja di perusahaan anjungan lepas pantai tersebut, Hazmi langsung menggelar rapat dengan bupati Karimun untuk segera mencarikan solusinya.

Siang ini, Hazmi mengundang beberapa stakeholders seperti perwakilan karyawan PT SIKB, serikat pekerja dan pemerintah menggelar pertemuan tertutup di kantor Disnaker tersebut.


Sumber :
http://batamnews.co.id/berita-23727-pt-saipem-karimun-phk-10-ribu-karyawan.html

Related Posts