Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam akan Dorong Kawasan BBK
Rabu, 22 Desember 2021 / 11:34 WIB
Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam akan mendorong kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK). Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Badan Usaha Pelaksana Proyek KPBU Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Selasa (22/12).
Hal tersebut dilakukan untuk pengembangan Kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK) yang diharapkan mendorong terbukanya akses penerbangan yang langsung. Terutama ke Korea Selatan, China, serta beberapa negara lain.
Di samping itu, Kementerian Koordinator Perekonomian menyebut, Batam akan dapat menjadi alternatif hub untuk penerbangan internasional, terutama ke Pulau Jawa, Bali, NTB, Sulawesi, Maluku, dan Papua dengan memanfaatkan jaringan bandara yang dioperasikan Angkasa Pura I tersebut.
Jaringan penerbangan internasional dari dan ke Batam dinilai akan mempercepat pemulihan dan pengembangan industri pariwisata di Kawasan BBK. Serta dapat mengefisienkan layanan kargo, yang akan dapat meningkatkan daya saing industri dan mengurangi biaya logistik di Batam. Selain itu, juga dapat mendorong supply chain barang elektronik, baik dari bahan baku maupun produknya sendiri.
“Penandatanganan PKS ini menandai era baru dari proses panjang dalam upaya percepatan pengembangan Bandara Hang Nadim Batam dalam menunjang pengembangan kawasan BBK, serta kawasan regional Indonesia bagian barat, maupun menghubungkan dengan pasar global seperti Korea, Jepang, dan Tiongkok, bahkan bisa menjangkau Amerika Serikat,” jelas Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan secara virtual, Rabu (22/12).
Peluang tersebut diyakini akan dapat dicapai dengan memperhatikan kapasitas dan kapabilitas anggota konsorsium. Yakni PT Angkasa Pura I telah mengelola 15 bandara di Indonesia dengan layanan 83,4 juta penumpang dan 556.000 ton kargo pada 2019, Incheon International Airport Corporation yang memiliki superprioritas jaringan rute antar benua dengan 88 maskapai, 52 negara destinasi, dan 173 kota destinasi, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang memiliki portofolio overseas project di Asia dan Afrika.
Airlangga mengatakan, KPBU ini merupakan proyek brownfield dengan nilai investasi sebesar Rp 6,9 triliun dengan masa kerja sama selama 25 tahun. Ia juga mengharapkan KPBU ini dapat memberikan manfaat kepada BP Batam senilai Rp 34,58 triliun.
“Adapun dampak tidak langsung, namun sangat diperlukan, adalah terjadinya peningkatan pelayanan kebandarudaraan dengan target awal untuk lima tahun ke depan, yaitu pelayanan penumpang sebesar 2 kali lipat dan pelayanan kargo sebesar 1,5 kali lipat yang dihitung dengan capaian tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19,” ujar Airlangga.
Kekuatan badan usaha konsorsium tersebut diyakini akan dapat menyusun dan menerapkan strategi pengembangan rute yang berorientasi ke global transhipment, yaitu menjadikan Batam sebagai hub logistik nasional.
Batam nantinya akan menjadi gerbang masuk dan keluar Amerika Serikat - Korea Selatan - Batam dan Tiongkok - Batam, Singapore market shifting dengan peningkatan fasilitas dan layanan warehousing, e-commerce fulfillment center dengan target produk ke Tiongkok dan Korea Selatan, serta meningkatkan ekspor produk pertanian dan perikanan dari Indonesia ke mancanegara.
Memperhatikan tujuan dan dampak besar dari pelaksanaan KPBU tersebut, Airlangga mengharapkan, operasionalisasi PKS ini dapat segera dijalankan dalam satu sampai dua bulan ke depan.
"Saya juga berharap proyek Bandara Hang Nadim ini akan dapat menjadi jembatan untuk kerja bersama, maju bersama, dan sejahtera bersama, antara Indonesia dan Korea Selatan,” imbuh Airlangga.
Sumber :
https://nasional.kontan.co.id/news/pengembangan-bandara-hang-nadim-batam-akan-dorong-kawasan-bbk