Wednesday, June 10, 2015

Pekerja Galangan Kapal Menyusut

Dulu Pekerja Galangan Kapal 250.000 Orang, Sekarang hanya 30.000

Sekretaris Asosiasi Perusahaan Galangan Kapal Batam (Batam Shipyard and Offshore Association/BSOA), Hermanto mengatakan industri galangan kapal di Batam mulai menurun sejak lima tahun terakhir. Ia mengatakan penurunan itu ditandai dengan berkurangnya tenaga pekerja yang digunakan industri.

“Dulu, pekerja galangan kapal di Batam mencapai 250.000 orang, sekarang hanya 30.000 orang saja,” kata Hermanto.

Jumlah perusahaan yang masih aktif pun kini berkisar 20-30 perusahaan saja dari sekitar 110 perusahaan di masa keemasan industri shipyard Batam.

Salah satu industri galangan kapal terbesar di Batam, yaitu PT Nippon Steel & Sumikin Batam Offshore Service Tanjunguncang ikut merasakan lambatnya pertumbuhan galangan di Batam. Perusahaan asal Jepang ini kehilangan pesanan dan ribuan karyawan terpaksa diberhentikan sejak 31 Maret lalu.

Pantauan Batam Pos di lokasi, tak terlihat aktivitas di dalam perusahaan. Beberapa bahan utama pembuatan baja dan scrap sama sekali tak terlihat. Hanya dua orang satpam berjaga di pintu masuk perusahaan.

“Sudah tutup perusahaannya. Tidak ada yang tertinggal di sini, hanya sekuriti saja,” kata Suwarji, salah seorang satpam kepada Batam Pos, Kamis (16/4) siang.

Sepinya pesanan atau orderan di PT Nippon Steel sudah terjadi pada September 2014. Beberapa pekerja kontrak sudah mulai diberhentikan dan peralatan pengeboran minyak serta alat produksi konstruksi baja mulai dibawa dan dijual ke perusahaan lain.

“Sekarang masa pembersihan. Karena tidak ada lagi yang tersisa,” terangnya.

PT Nippon Steel & Sumikin Batam Offshore Service Tanjunguncang merupakan industri yang selalu mendapatkan orderan dari negara Australia, India, dan Amerika. Namun, belakangan ini negara-negara tersebut diperkirakan beralih ke perusahaan di Tiongkok karena pertimbangan insentif yang menggiurkan.

“Terakhir orderan di sini dari Australia pada Agustus 2014. Setelah itu tidak ada lagi,” paparnya.

Lemahnya pertumbuhan galangan kapal di Batam juga terlihat pada pembayaran gaji karyawan. Banyak karyawan yang berdemo akibat tidak mendapatkan haknya tersebut, bahkan beberapa karyawan di-PHK sepihak.

Sebelumnya, puluhan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Logam Mesin dan Elektronik (Lemonik) menggelar aksi unjuk rasa di luar kawasan PT Batamec Industri, Tanjunguncang, Selasa (7/4) pagi. Mereka menuntut kejelasan dari pihak perusahaan PT Kim Huat atas PHK sepihak yang dilakukan kepada 15 pekerja.

Para buruh ini juga meminta gaji selama tiga bulan yang tak kunjung dibayar manajemen perusahaan. Padahal, sebelumnya buruh sudah melayangkan surat ke Disnaker, namun pihak manajemen tetap menolak memenuhi tuntutan buruh tersebut.


Sumber :
batampos.co.id
http://batampos.co.id/17-04-2015/dulu-pekerja-galangan-kapal-250-000-orang-sekarang-hanya-30-000/

Friday, June 5, 2015

Mudik dari Batam

Peristiwa mudik merupakan peristiwa yang mengasyikkan dan membanggakan bagi pekerja di Batam. Mengasyikkan karena akan bertemu dengan saudara di kampung dan membanggakan karena akan share kesuksesan setelah 1 tahun lamanya bekerja.

Mudik akan menjadi lancar jika moda transportasi cukup mumpuni. Lalu bagaimana kesiapan dari armada untuk mudik tersebut, berikut berita updatenya.


Antisipasi Mudik Lebaran, Lion Air Cadangkan Tiga Pesawat di Hang Nadim

Maskapai penerbangan Lion Air telah menyiagakan tiga pesawat cadangan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada musim mudik Lebaran di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam.
Selain untuk menangani penumpang dari dan menuju Bandara Hang Nadim, pesawat cadangan juga bisa digunakan untuk membantu operasional penerbangan di bandara-bandara sekitar Batam.

"Pihak Lion Air sudah menyampaikan hal itu. Pesawat cadangan yang siaga di Batam ini juga bisa diperbantukan jika terjadi lonjakan penumpang di bandara lain sekitar Batam," kata Suwarso, Kepala Bagian Umum Bandara Hang Nadim Batam.

Dijelaskan, Lion Air merupakan maskapai dengan jumlah penerbangan terbanyak di Bandara Hang Nadim. Lion Air melayani rute di regional Sumatera, seperti dari Batam menuju Medan, Padang, Pekanbaru, Jambi, dan Palembang. Sementara di luar wilayah Sumatera, Lion Air juga menerbangi Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, dan Balikpapan.

Kendati demikian, pihak Lion Air memang belum mengajukan penambahan frekuensi penerbangan untuk musim mudik Lebaran. "Memang ada (pengajuan tambahan penerbangan). Namun, mereka sudah menyampaikan akan menyiagakan pesawat cadangan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran," jelas Suwarso.

Saat ini, Lion telah menjadikan Bandara Hang Nadim Batam sebagai hub penerbangan antara wilayah di bagian timur dengan wilayah di bagian barat, terutama Sumatera, tanpa harus transit di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta yang sudah sangat padat. Selain itu, Lion Air juga memiliki fasilitas perawatan dan perbaikan pesawat (MRO) di Bandara Hang Nadim Batam.


Antisipasi Mudik Lebaran, PT Pelni Batam Tambah Jadwal Keberangkatan KM Kelud ke Belawan

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Batam menambah jadwal pelayaran rute Batam - Belawan melalui KM Kelud. Penambahan itu untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada periode mudik Lebaran 2015.
"Jadwal keberangkatan tujuan Batam ke Belawan, Sumatera Utara, akan ditambah dari hari biasanya. Setidaknya ada tiga jadwal keberangkatan sebelum Lebaran," ujar Abdullah N Tue, Kepala PT Pelni Cabang Batam, kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (5/6/2015).

Penambahan jadwal pelayaran itu sudah disosialisasikan kepada masyarakat dengan memasang spanduk di beberapa titik, seperti di Pelabuhan Beton, Sekupang dan kantor Pelni. Tujuannya agar calon penumpang bisa membeli jauh-jauh hari.

"Kan lebih baik jauh-jauh hari sudah beli daripada membeli tiket pada hari-H. Siapa tahu tiket sudah habis untuk tujuan Batam-Belawan," ujar pria yang baru satu minggu menjabat sebagai kepala kantor cabang Batam itu.

Pasalnya, kata dia, sebanyak 30-40 persen tiket dari Batam ke Belawan pada hari tertentu atau tanggal 7, 12, dan 16 Juli 2015 sudah dibeli oleh calon penumpang. Sementara kapasitas penumpang KM Kelud maksimal hanya 1905 ditambah 30 persennya. Sehingga total sekitar 2.600 termasuk penumpang transit dari pemberangkatan sebelumnya.

"Kalau penjualan tiket pada jadwal tersebut sudah mencapai 2.600 lebih, otomatis penjualan atau pencetakan tiket Pelni akan dihentikan," terangnya.



Sumber :
http://bpbatam.batamtoday.com/detil_berita.php?id=57772
http://www.batamtoday.com/berita57925-Antisipasi-Mudik-Lebaran,-PT-Pelni-Batam-Tambah-Jadwal-Keberangkatan-KM-Kelud-ke-Belawan.html

Related Posts